Welcome to My Blog........

Kami akan membantu anda untuk menjadi orang sukses, trust it..!!!

Jumat, 30 Desember 2011

Kebijakan Pembangunan Jalan Layang Non Tol Di Jakarta


Dalam rangka mengurangi kemacetan, sejak 22 November 2010 silam Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun dua ruas jalan layang non tol yakni ruas Antasari-Blok M, dan ruas Kampung Melayu-Tanah Abang.
            Target pengerjaan dilaksanakan selama 630 hari atau 1 tahun 7,5 bulan dengan masa perawatan selama 180 hari. Total nilai proyek pembangunan tersebut adalah sebesar Rp 737 miliar yang dibagi tiga proyek. Sedangkan jalan layang non tol Antarasi-Blok M akan menelan dana Rp 1,28 triliun. Kedua proyek jalan layang non tol ini diperkirakan akan selesai menjelang akhir 2012.
            Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas PU DKI Jakarta, pembangunan jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang diproyeksikan akan mampu mengurai kemacetan lalu lintas hingga 30 persen di kawasan Casablanca, Kuningan, dan Karet. Walaupun demikian, pembangunan jalan layang non tol ini menimbulkan banyak protes di kalangan masyarakat.
            Warga memperotes bahwa pembangunan jalan layang tersebut telah menyalahi Perda No 6 tahun 1999, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta, dan tidak sesuai dengan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal).
            Warga menyayangkan ditebangnya ratusan pohon demi membangun infrastruktur tersebut. Sebanyak 544 pohon akan ditebang di sepanjang Jl Antasari hingga Jl Patimura. Pohon-pohon yang berusia di atas 20 tahun, sudah ditebang semuanya Dan sedikitnya 10 pohon jenis Angsana berdiameter 40 sampai 60 cm harus ditebang karena mengganggu pemasangan tiang pancang jalan layang tersebut.
            Padahal salah satu kelebihan Jl Antasari adalah suasana sejuk di sepanjang jalan itu, yang sangat menyenangkan. Sekalipun matahari sedang terik, pepohonan yang rimbun sepanjang jalan membuat siapapun yang melewati ruas itu seperti berada di sebuah avenue. Sebab di kiri kanan ruas jalan itu tumbuh pepohonan rindang. Akibat pembangunan itu, Jl Antasari sudah berubah total. Selain bertambah macet, juga menjadi salah satu titik gersang di ibukota. Rumah-rumah kediaman yang tadinya terlihat asri di sepanjang jalan itu, kini sudah kehilangan estetikanya.
            Lalu mengenai pembangunan jalan layang di Jl Dr Satrio, Casablanca, siapapun mengetahui bahwa kawasan ini sudah menjadi salah satu pusat bisnis ibukota. Berapa besar transaksi bisnis yang terjadi di kawasan ini, tidak pernah dihitung. Namun dengan penutupan akses ke daerah itu, sudah pasti kegiatan bisnis akan terganggu. Dan terkait dengan dana yang dikeluarkan untuk pembangunan jalan layang ini, salah satu media online melaporkan bahwa biaya tersebut belum diaudit apakah wajar ataukah terjadi penggelembungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar